Dewasa
Ini Sebuah karya seni/ desain tidak terlalu
mementingkan aspek-aspek visual, melainkan aspek ide / gagasan yang ingin
disampaikan. Fenomena budaya visual semacam ini mengahantarkan kita untuk tidak
terlalu melirik terhadap aspek-aspek rupa, karena lebih mementingkan
tersampainya pesan visual, konsep, gagasan atau pencitraan ideologis suatu
karya.
Terkait
dengan fenomena ini, sebenarnya sah-sah saja, tidak ada larangan bahwa dalam
menyampaikan konsep/ide tidak terlalu mementingkan aspek visualnya, tetapi
tujuan tersebut tersampaikan. walaupun dengan memilih suatu contoh visual lain
yang secara harfiah, yang secara nyata tidak cocok dengan suatu hal yang
menjadi tujuan utama sang seniman. Tetapi dengan ketidak cocokan tersebut kita
dituntut untuk berfikir lebih jauh dari
pemikiran dasar, Fenomena pop-culture semacam ini memang sedang hangat di
masyarakat. Banyak contoh karya seni dari fenomena semacam ini, contohnya ialah
lukisan, seni instalasi,dsb. Namun yang paling gencar dari fenomena justru
terjadi di dunia periklanan. Sudah kita ketahui bahwa dalam dunia periklanan
entah itu menggunakan media video ataupun gambar tak bergerak misal poster
baliho dan semacamnya yang terpenting adalah aspek tujuan yang ingin
disampaikan itu dapa masuk ke viewer
.
Tujuan mendasar dari
desain adalah untuk mengkomunikasikan pesan dan memotivasi
pengunjung untuk melakukan sesuatu Walaupun aspek visualnya bagus, namun tidak
mendukung dengan apa yang ingin disampaikan, maka pesan tersebut akan gagal untuk
diketahui oleh penikmat. Dalam dunia Desain, maka aspek komunikasi lah yang
lebih diutamakan. Apakah tujuannya dapat tersampaikan atau tidak? Jika tidak
maka karya tersebut bisa dikatakan gagal, walaupun aspek visualnya sudah baik,
hal inilah yang mendorong para seniman untuk terus berkarya lebih mengutamakan
Ide / gagasan ketimbang aspek rupa. Fenomena semacam ini akan selalu berkembang
dari waktu ke waktu mengikuti perkembangan zaman, dan keinginan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar